Sebelum saya memberikan tipsnya bagaimana cara juara d
lomba menulis maka alangkah baiknya jika teman-teman memperhatikan beberapa
hal, adapun yang harus diperhatikan dalam menulis adalah sebagai berikut:
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MENULIS
Dalam
menulis, jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun. Walaupun itu hal teknis,
seperti typo misalnya. Dalam menulis, kesalahan sekecil apapun tidak bisa
ditoleransi. Apalagi dalam konteks lomba, sekecil apapun kesalahannya, tetap
akan mengurangi nilai.
Ada
beberapa cerita tentang kesalahan-kesalahan dalam penulisan:
1.
Menulis dengan kalimat efektif
Gampangnya,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh
pembaca. Kunci dari kalimat efektif adalah menulis benar. Artinya, tulisan
harus sesuai dengan aturan penulisan dalam kaidah Bahasa Indonesia. Penulisan
kalimat yang benar diawali dengan huruf kapital (huruf besar) dan diakhiri
dengan titik (.), tanda tanya(?), atau tanda seru(!), sesuai dengan kebutuhan
penyusunan kalimat.
Komposisi
struktur kalimat yang benar memuat sekurang-kurangnya satu subjek dan predikat.
Kalimat yang memuat kedua komponen tersebut, subjek dan predikat, disebut
dengan kalimat lengkap. Berikut penjelasannya:
1. Subjek merupakan unsur yang berfungsi sebagai pokok
pembicaraan dalam suatu kalimat, dapat berupa kata atau frase benda. Sebagian
besar subjek berada di depan predikat. Namun, ada beberapa struktur kalimat
yang meletakkan subjek setelah predikat. Jenis kalimat dengan struktur seperti
ini disebut sebagai kalimat inversi.
2.
Predikat ialah unsur
kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Karakteristik dari predikat dapat
dilihat dari perannya dalam menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh subjek.
Pada susunan kalimat, predikat yang biasa digunakan berupa kata kerja, baik
kata kerja aktif atau pasif. Saya yakin teman-teman sudah banyak tau tentang
ini, cuman terkadang kita sering abai.
2.
Pleonatis
Pleonastis
atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan, yang sebenarnya tidak
perlu. Contoh: Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
3.
Kontaminasi
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat dilihat pada kalimat
berikut ini: Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran–nya dihilangkan,
yaitu: Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
4.
Kesalahan diksi (pemilihan kata).
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
Saya
mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya:
Saya mengetahui bahwa ia kecewa. Atau misalnya, “Refleksi Pemikiran Gadamer
dalam Penafsiran Alquran Era Kontemporer” padahal, apa maksud refleksi? Apakah
tepat? Refleksi atau relevansi?
5.
Tidak menggunakan bahasa baku
Kesalahan
dalam ejaan ini sering terjadi, usahakan lebih sering mempelajari ejaan dari
KBBI atau PUEBI.
Setelah teman-teman paham dengan kesahalan yang biasa
terjadi pada saat kita menulis maka teman-teman harus menerapkannya yah, dan
setalah teman-teman mampu maka cobalah mengikuti lomba jangan takut gagal. Maka
dari itu saya akan memberikan tips bagaimana cara agar bisa menang di lomba
menulis essay. Berikut tipsnya:
Saya khawatir tips itu cenderung
membentuk mindset yang ingin instan. Sedangkan menjadi juara atau berhasil
berkarya itu tidak instan. Hemat saya, tak perlu kita cari jalan instan.
Menikmati setiap proses menulis, mulai dari gagal hingga berhasil, itu jauh
lebih indah.
Tetapi
dalam konteks lomba, saya sudah puluhan kali ikut lomba essay, menurut saya,
faktor yang paling penting agar jadi juara, adalah tentang gagasan yang kita
bawa dalam tulisan. Itu yg terpenting. Apa masalah yg diangkat oleh essaynya?
Apa solusi/gagasannya? Dua hal tsb yang sangat penting. Maka, ide/gagasan itulah
yang sangat mahal.
Semua
tulisan saya mengenai membuat essay itu adalah itulah tips sesungguhnya jika
ingin juara. Tidak ada tips yang sederhana. Apalagi tentang karya tulis ilmiah.
Kita memang harus berjuang. Silahkan teman2 tangkap dan pahami poin2 cerita
kita di setiap tulisan saya. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah AKSI-nya.
Manteman,
sebenarnya kalau tentang teknik menulis, atau motivasi menulis, itu sangat
mudah didapatkan dan ada banyak orang yang mampu menjelaskan itu. Tapi
problemnya adalah di aksi. Kalau sekedar memahami teori, itu gampang. Tapi yang
jauh lebih penting daripada sekedar paham teori adalah aksi menulisnya.
Menulis
itu kata kerja. Bukan kata sifat. Bagaimana cara menulis? Ya menulis, menulis,
dan menulis. Begitu kata Prof. Kuntowijoyo.
Maka,
bagi yang belum menulis, sekaranglah waktunya. Jangan lagi menunda. Tidak mesti
langsung ikut lomba dan jadi juara dulu. Jadikan menulis sebagai habit kita
terlebih dahulu. Jadikan menulis sebagai aktivitas yg menyenangkan.
Tidak
usah mulai dari hal2 yg jauh, mulai saja dari hal-hal yang sederhana dan dekat,
seperti menulis pengalaman pribadi, menulis perjalanan yang pernah kita tempuh,
menuliskan perasaan sendiri. Jika sudah senang menulis, insyaallah nanti dengan
sendirinya bisa berprestasi dengan hal yg kita suka tersebut.
Jangan
dulu menuntut prestasi dari hal yg belum kita sukai. Sukai dulu, cintai dulu,
lakukan dengan sepenuh hati, nanti akan berbuah manis dengan sendirinya.
Kalau sudah punya teorinya, waktunya berkarya nyata,
manfaatkan momen pandemik ini untuk produktif berkarya. Di tengah mager dan
rebahan jadi trend anak muda, harus tetap ada yang serius berkarya. Selamat
menulis teman-teman. Semoga setelah membaca tulisan ini bisa lahir penulis-penulis
hebat. Saya sangat senang sekali kalau ada yang mengirimkan tulisannya ke saya,
senang bisa membaca tulisan teman-teman. Semoga dengan menulis, bisa menjadi
salah satu jalan kita bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Jika
teman-teman ingin bertanya silahkan komentar yah!!!!
Comments
Post a Comment